Sabtu, 05 November 2011

gambar theodolite

AUTOMATIC LEVEL


Automatic Level
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang dikehendaki. Bagian - bagian dari alat sipat datar otomatis diantaranya:
  • kip bagian bawah (sebagai landasan pesawat yang menumpu pada kepala statif),
  • sekrup penyetel kedataran (untuk menyetel nivo),
  • teropong, nivo kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus nivo),
  • lingkaran mendatar (skala sudut), dan
  • tombol pengatur fokus (menyetel ketajaman gambar objek).
Keistimewaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun sumbu optik alat tersebut tidak horizontal.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/a/aa/Pemetaan57.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/e9/Pemetaan58.jpg

Keterangan :
  1. Teropong,
  2. Kompensator,
  3. Skrup koreksi/ pengatur diafragma,
  4. Skrup pengunci gerakan horizontal,
  5. Skrup kiap,
  6. Tribrach,
  7. Trivet,
  8. Kiap (leveling head/base plate), dan
  9. Tombol focus.
Ketepatan penggunaan dari keempat alat sipat datar diatas yaitu sama - sama digunakan untuk pengukuran kerangka dasar vertikal,  dimana kegunaan dari keempat alat di atas yaitu hanya untuk memperoleh informasi beda tinggi yang relatif akurat pada pengukuran di suatu lapangan.'
Rambu Ukur
Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling) diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yaitu:
  • Rambu sipat datar dengan pembacaan sendiri
  1. Jalon
  2. Rambu sipat datar sopwith
  3. Rambu sipat datar bersendi
  4. Rambu sipat datar invar
  • Rambu sipat datar sasaran
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah.
Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm – 4 cm, lebarnya + 10 cm dan panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus karena sering dipakai. Rambu ukur dibagi dalam skala, angka - angka menunjukan ukuran dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis. Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebarnya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat dasar putih agar saat dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwarna merah.
Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan menggunakan pesawat. Rambu ukur biasanya dibaca langsung oleh pembidik.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/7b/Pemetaan59.jpg
Pengukuran trigonometris
Metode trigonometris prinsipnya adalah mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat, tinggi benang tengah rambu dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian direduksi menjadi informasi beda tinggi menggunakan alat theodolite. Seperti telah dibahas sebelumnya, beda tinggi antara dua titik dihitung dari besaran sudut tegak dan jarak. Sudut tegak diperoleh dari pengukuran dengan alat theodolite sedangkan jarak diperoleh atau terkadang diambil jarak dari peta.
Pada pengukuran tinggi dengan cara trigonometris ini, beda tinggi didapatkan secara tidak langsung, karena yang diukur di sini adalah sudut miringnya atau sudut zenith. Bila jarak mendatar atau jarak miring diketahaui atau diukur, maka dengan memakai hubungan - hubungan geometris dihitunglah beda tinggi yang hendak ditentukan itu.
Bila jarak antara kedua titik yang hendak ditentukan beda tingginya tidak jauh, maka kita masih dapat menganggap bidang nivo sebagai bidang datar.
Akan tetapi bila jarak yang dimaksudkan itu jauh, maka kita tidak boleh lagi memisahkan atau mengambil bidang nivo itu sebagai bidang datar, tetapi haruslah bidang nivo itu dipandang sebagai bidang lengkung, Disamping itu kita harus pula menyadari bahwa jalan sinarpun bukan merupakan garis lurus, tetapi merupakan garis lengkung. Jadi jika jarak antara kedua titik yang akan ditentukan beda tingginya itu jauh, maka bidang nivo dan jalan sinar tidak dapat dipandang sebagai bidang datar dan garis lurus, tetapi haruslah dipandang sebagai bidang lengkung dan garis lengkung.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/04/Pemetaan60.jpg

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/3/36/Slag19.jpg
Titik A dan B akan ditentukan beda tingginya dengan cara trigonometris. Prosedur pengukuran dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
  • Tegakkan theodolite di A, ukur tingginya sumbu mendatar dari A. Misalkan t,
  • Tegakkan target di B, ukur tingginya target dari B, misalkan l,
  • Ukur sudut tegak m (sudut miring) atau z (sudut zenith),
  • Ukur jarak mendatar D atau Dm (dengan EDM), dan
  • Dari besaran-besaran yang diukur, maka:
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/fa/Slag20.jpg
Sudut tegak ukuran perlu mendapat koreksi sudut refraksi dan bidang-bidang nivo melalui A dan B harus diperhitungkan sebagai  Permukaan yang melengkung apabila beda tinggi dan jarak AB besar dan beda tinggi akan ditentukan lebih teliti. Lapisan udara dari B ke A akan berbeda kepadatannya karena sinar cahaya yang datang dari target B ke teropong theodolite akan melalui garis melengkung. Makin dekat ke A makin padat. Dengan adanya kesalahan karena faktor alam tersebut di atas hitungan beda tinggi perlu mendapat koreksi.


http://www.crayonpedia.org/wiki/images/4/41/Slag22.jpg
Dimana:
  • k = koefisien refraksi udara = 0.14
  • R = jari-jari bumi 6370 km
  • Besarnya sudut refraksi udara r dapat dihitung dengan rumus:
    R = rm . Cp . Ct
    rm = sudut refraksi normal pada tekanan udara 760 mmHg, temperatur udara 100C dan kelembaban nisbi 60%
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/16/Slag23.jpg

Agar beda tinggi yang didaptkan lebih baik, maka pengukuran harus dilakukan bolakbalik. Kemudian hasilnya dirata - ratakan, dapat pula beda tinggi dihitung secara serentak dengan rumus:
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/c/c8/Slag25.jpg
dimana:
  • HA dan HB tinggi pendekatan A dan B (dari peta topografi)
  • m1’, m2’ sudut miring ukuran di A dan B
  • t dan 1 dibuat sama tinggi.

Pengukuran Barometris
Metode barometris prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer suatu ketinggian menggunakan alat barometer yang kemudian direduksi menjadi beda tinggi.
Pengukuran dengan barometer relatif mudah dilakukan, tetapi membutuhkan ketelitian pembacaan yang lebih dibandingkan dua metode lainnya, yaitu metode alat sipat datar dan metode trigonometris
Hasil dari pengukuran barometer ini bergantung pada ketinggian permukaan tanah juga bergantung pada temperatur udara, kelembapan, dan kondisi - kondisi cuaca lainnya.
Pada prinsipnya menghitung beda tinggi pada suatu wilayah yang relatif sulit dicapai karena kondisi alamnya dengan bantuan pembacaan tekanan udara atau atmosfer menggunakan alat barometer

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/b1/Pemetaan62.jpg

Dari ketiga metode di atas yang keuntungannya lebih besar ialah alat sipat datar, karena setiap ketinggian berbedabeda dan tekanan berbeda - beda maka hasil pengukurannya pun berbeda - beda. Pengukuran sipat datar KDV maksudnya adalah pembuatan serangkaian titik - titik di lapangan yang diukur ketinggiannya melalui pengukuran beda tinggi untuk pengikatan ketinggian titik - titik lain yang lebih detail dan banyak. Tujuan pengukuran sipat datar KDV adalah untuk memperoleh informasi tinggi yang relatif akurat di lapangan yang sedemikian rupa sehingga informasi tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah sebagai informasi yang lebih kompleks. Referensi informasi ketinggian diperoleh melalui suatu pengamatan di tepi pantai yang dikenal dengan nama pengamatan pasut. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana yang bekerja secara mekanis, manual, dan elektronis.
Pengukuran sipat datar KDV diawali dengan mengidentifikasi kesalahan sistematis dalam hal ini kesalahan bidik alat sipat datar optis melalui suatu pengukuran sipat datar dalam posisi 2 stand.
Peristiwa alam menunjukan bahwa semakin tinggi suatu tempat maka semakin kecil tekanannya. Hubungan antara tekanan dan ketinggian bergantung pada temperatur, kelembaban dan percepatan gaya gravitasi. Secara sederhana kita dapat menentukan  hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan tinggi.
Menurut hukum Boyle dan Charles:
P . V = R . T..........................................1
Dimana:
P = tekanan gas (udara) persatuan masa, dalam satuan Newton/m2
V = volume gas (udara) persatuan masa, dalam satuan m3
R = konstanta gas (udara)
T = temperatur gas (udara) dalam satuan kelvin (00C = 2730K).
Disamping itu, karena antara massa m dengan volume V dan kepadatan 􀁇 mempunyai hubungan:
M = V . 􀁇
Maka untuk satu satuan masa, V = 1/􀁇. Dengan demikian rumus di atas akan menjadi:
P = . R . T....................2
Bila perubahan tekanan udara adalah dp untuk satu satuan luas sesuai dengan perubahan tinggi dh, maka:
Dp = - g . 􀁇 . dh..............3
Dimana g = percepatan gaya berat, 􀁇 = kepadatan udara. Kombinasi rumus 2 dan 3 akan memberikan:
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/e3/Slag26.jpg
Bila P1 adalah tekanan udara pada ketinggian H1 dan P2 adalah tekanan pada  ketinggian H2, maka dengan menggunakan rumus 4
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/03/Slag27.jpgharga konstanta R dapat ditentukan besarnya, apabila kita menentukan harga standar untuk p = ps , 􀁇 = 􀁇s dan T = Ts. Dari rumus 2:
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/2/2d/Slag28.jpg


Subtitusikan harga R persamaan 6 kedalam persamaan 5:

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/61/Slag29.jpg
Bila diambil harga standar sbb:
Ps = 101325 N/m2 yang sesuai dengan tekanan 760 mmHg pada temperatur 00C dan g = 9.80665 N/kg

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/b2/Slag30.jpg
Dimana:
P2 = tekanan udara pada ketinggian H2 dalam mmHg
P1 = tekanan udara pada ketinggian H1 dalam mmHg
T = temperatur udara rata-rata pada ketinggian H1 dan H2 dalam 0K
Ts = temperatur udara standar = 2730K
Prosedur pengukuran
Ada beberapa metode pengukuran yang dapat dilakukan, namun disini kita akan bahas dua metode, yaitu:
  • metode pengukuran tunggal (single observation)
  • metode pengukuran simultan (simultaneous observation)
1. Pengukuran tunggal
Misalkan titik - titik A, B, C, D akan ditentukan beda - beda tingginya. Alat ukur yang digunakan satu alat barometer dan satu alat thermometer.

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/12/Pemetaan64.jpg

Misal titik A telah diketahui tingginya.
  • Pertama sekali catat tekanan dan temperatur udara di A.
  • Kemudian kita berjalan menuju titik B, C, D dan kemudian kembali ke C, B, dan A. Pada titik-titik yang dilalui tadi (B, C, D, C, B, A) kita catat pula tekanan dan temperatur udaranya.
  • Dengan pencatatan besaranbesaran tekanan dan temperatur di setiap titik, dengan rumus 8 dapat dihitung beda-beda tingginya.
  • Dan dari ketinggian A dapat dihitung ketinggian B, C, dan D
Dalam keadaan atmosfir yang sama idealnya pencatatan di setiap titik dilakukan, namun pada pengukuran tunggal hal ini tidak mungkin dilakukan. Sehingga pencatatan mengandung kesalahan akibat perubahan kondisi atmosfir.


Rangkuman
Berdasarkan uraian materi bab 3 mengenai pengukuran kerangka dasar vertikal, maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
  • Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya  terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
  • Pengukuran tinggi merupakan penentuan beda tinggi antara dua titik. Pengukuran beda tinggi dapat ditentukan dengan tiga metode, yaitu:
  1. Metode pengkuran penyipat datar
  2. Metode trigonometris
  3. Metode barometris.
  • Pengukran beda tinggi metode sipat datar optis adalah proses penentuan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Tujuan dari pengukuran penyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua titik yang diukur. Pengkuran sipat datar terdiri dari beberapa macam, yaitu:
  1. Sipat datar memanjang
  2. Sipat datar resiprokal
  3. Sipat datar profil
  4. Sipat datar luas
  • Pengukuran beda tinggi metode trigonometris prinsipnya yaitu mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat, tinggi benang tengah   rambu dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian direduksi menjadi informasi beda tinggi menggunakan alat theodolite.
  • Pengukuran beda tinggi metode barometris prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer suatu ketinggian menggunakan alat barometer yang kemudian direduksi menjadi beda tinggi.
  • Tingkat ketelitian yang paling tinggi dari ketiga metode tersebut adalah sipat datar kemudian trigonometris dan terakhir adalah barometris. Pada prinsipnya ketiga metode tersebut layak dipakai bergantung pada situasi dan kondisi lapangan.


THEODOLITE


sebelum ke Theodolite, instrumen seperti geometris persegi dan berbagai kalangan lulus dan semicircles telah digunakan untuk memperoleh secara vertikal atau horisontal sudut pengukuran. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menempatkan dua pengukuran perangkat dalam satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan sebuah instrumen dalam lampiran dari bukunya Margarita Philosophica, dia yang diterbitkan di dalam Strasburg 1512. ini dijelaskan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan peta, yang menjadikan perangkat ini di tahun yang sama . Waldseemüller instrumen yang disebut-Nya polimetrum.

Pertama kemunculan kata “teodolit” ditemukan dalam survei buku J geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. etimologi dari kata tersebut tidak dikenal. Bagian pertama Baru latin theo-delitus mungkin berasal dari bahasa Yunani ?ea?µa?, “tiba-tiba ke atas atau cari perhatian”, tetapi bagian kedua lebih banyak menimbulkan teka-teki dan sering dikaitkan dengan sebuah variasi d???? tdk seperti seorang sarjana, yang berarti “jelas “atau” jelas “.

Ada beberapa kebingungan tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa mengidentifikasi awal theodolite azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama “theodolit” dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga dijelaskan alat yang ***kur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai instrumen topographicall [sic]. Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth. 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi “graphometer” menjadi “setengah theodolit”. Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana alat survey theodolitedan instrumen altazimuth, yang biasa teodolit.

Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolite benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).


   Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997) .


   Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmpAXgDW8xTdnXNqafCgmx6jDoh9x839g9GB6e2DH0_26yjcBwgB8tsWrObQ5Hstmlh3uh6aQ7FBQQzJT9li4q_2C3qBkDCA1g_pNrNPspjbAZQR5I5S0RtS6tnC94uv3S0pOjc6DOkGeC/s320/Digital_Theodolit_leica-703312.jpg

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.



DEFINISI THEODOLITE :

Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat peralatan mengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan lain. Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama transit atau theodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada tingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya dan konstruksinya. Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal,merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi peluncuran roket.
Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindahkan terpasang dalam dua tegaklurus axes the horisontal atau trunnion poros, dan poros vertikal. Jika teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing poros ini bisa diukur dengan ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala “arcseconds”.
"Transit" mulai dikembangkan menjadi alat dalam bentuk theodolit, dan mulai diperkembangkan di awal abad ke-19. Bacaan pada teleskop memungkinkan kesalahan pembacaan sudut dan bacaan jarak, dengan mengubah skrup penggerak halus, maka bacaan pada lensa obyektif akan semakin jelas sehingga dapat mengurangi kesalahan. Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara langsung ke tiga puluh arcseconds. Di pertengahan abad ke20, "transit" mulai kembali diubah dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan roman seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit sudah mulai jarang digunakan, karena theodolite digital mulai dikembangkan dan lebih mudah dalam penggunaannya serta tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan sudutnya lebih akurat dan teliti, tetapi transit masih digunakan sebagai alat untuk mengukur pada jarak yang cakupannya tidak begitu luas. Beberapa transit tidak dapat digunakan untuk mengukur sudut vertikal, alat tersebut dinamakan Pesawat Penyipat Datar (PPD).

Pengertian Theodolite :

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Teodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Theodolitemerupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Teleskop pada theodolite dilengkapi dengan garis vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung. Dengan pengukuran sudut yang demikian bagus, maka ketepatan pengukuran yang diperoleh dapat mencapai 1 cm dalam 10 km. Pada saat ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan kembali ke mesin melalui cermin. Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut pengukuran jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila komponen tersebut ditempatkan pada bagian atas alat theodolite, maka disebut electronic distance measurers (edm), namun bila merupakan satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite total station.

Persyaratan pengoperasian theodolite :

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1.Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya ).
2.Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3.Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan nol.)
5.Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.
6.Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak
7.Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).

Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali berdiri alat (bersifat dinamis), sedangkan untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima bersifat statis dan pada alat-alat baru dapat dihilangkan dengan merata-rata bacaan biasa dan luar biasa.

C. Jenis Theodolite

Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu :
1. Teodolit Reiterasi ( Teodolit Sumbu Tunggal )
Dalam teodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan
kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur.Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type To ( Wild ) dan type DKM-2A( Kern ).
2. Teodolit Repetisi
Konstruksinya kebalikan dengan teodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak ( sumbu I ).Akibat dari , dapat
°konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0 ditentukan ke arah bidikkan / target yang dikehendaki. Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type TM 6 dan TL 60-DP ( Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 ( Zeiss ).

Macam teodolit menurut sistem pembacaannya :
1.Teodolit sistem bacaan dengan Index Garis
2.Teodolit sistem bacaan dengan Nonius
3.Teodolit sistem bacaan dengan Micrometer
4.Teodolit sistem bacaan dengan Koinsidensi
5.Teodolit sistem bacaan dengan Digital

Macam teodolit menurut skala ketelitian :
1.Teodolit Presisi ( Type T3 / Wild )
2.Teodolit Satu Sekon ( Type T2 / Wild )
3.Teodolit Sepuluh Sekon ( Type TM-10C / Sokkisha )
4.Teodolit Satu Menit ( Type To / Wild )
5.Teodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern )

d. Nama-nama bagian theodolit :
Secara umum, konstruksi teodolit terbagi atas tiga bagian :
1. Bagian Atas, terdiri dari :
a)Teropong / teleskope
b)Lingkaran skala tegak
c)Nivo tabung
d)Nivo kotak
e)Sekrup okuler dan obyektif
f)Sumbu mendatar ( sb. II )
g)Sekrup gerak vertikal
h)Sekrup gerak horizontal
i)Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
j)Sekrup pengunci teropong
k)Sekrup pengunci sudut vertical
l)Sekrup pengatur menit dan detik
m)Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

2. Bagian Tengah, terdiri dari :
a)Penyangga bagian atas
b)Sekrup mikrometer
c)Sumbu tegak ( sb. I )
d)Nivo kotak / Nivo tabung
e)Sekrup gerak horisontal
Bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.

3. Bagian Bawah, terdiri atas :
a)Lingkaran skalamendatar
b)Sekrup repetisi
c)Tiga sekrup penyetel nivo kotak
d)Tribrach
e)Kiap
f)Unting – unting
g)Statif / Trifoot
h)Sekrup pengunci pesawat dengan statif
Bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.

PENGENALAN THEODOLITE

Posted: Juni 1, 2009 by winnie in Teknik Sipil
  • PENGERTIAN
Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
  • KONSTRUKSI THEODOLITE
Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagimenjadi 3 bagian, lihat gambar di bawah ini :
theodolite
1.Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2.Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus.
Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3.Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.
  • SISTEM SUMBU / POROS PADA THEODOLITE
sistem sumbu
  • SYARAT – SYARAT THEODOLITE
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1.Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2.Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar.
3.Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
  • MACAM – MACAM THEODOLIT
Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1.Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap.
Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.
type reiterasi
2.Theodolite Repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.
Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.
repetisi
3. Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.
electro optis
  • PENGOPERASIAN THEODOLITE
1)Penyiapan Alat Theodolite
Cara kerja penyiapan alat theodolita antara lain :
1.Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2.Tinggikan setinggi dada
3.Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4.Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5.Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6.Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7.Letakkan theodolite di tribar plat
8.Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9.Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10.Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11.Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12.Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13.Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.
Sokkia TM20E
Theodolite SOKKIA TM20E pandangan dari belakang
KETERANGAN :
1. .Tombol micrometer 13. Sekrup koreksi Nivo tabung
2. Sekrup penggerak halus vertical 14. Reflektor cahaya
3. Sekrup pengunci penggerak vertical 15. Tanda ketinggian alat
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal 16. Slot penjepit
5. Sekrup penggerak halus horizontal 17. Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop
6. Sekrup pendatar Nivo 18. Nivo Tabung Telescop
7. Plat dasar 19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
8. Pengunci limbus 20. Visir Collimator
9. Sekrup pengunci nonius 21. Lensa micrometer
10.Sekrup penggerak halus nonius 22. Ring focus benang diafragma
11.Ring pengatur posisi horizontal 23. Lensa okuler
12. Nivo tabung 24. Ring focus okuler
Sokkia TM1A
Theodolite SOKKIA TM1A pandangan dari samping kanan
KETERANGAN :
1. Ring focus objektif 10. Slot Penjepit
2. Ring bantalan lensa okuler 11. Pengunci limbus
3. Lensa okuler 12. Reflektor cahaya
4. Penutup Koreksi reticle 13. Nivo tabung
5. Sekrup pengunci penggerak vertical 14. Sekrup koreksi Nivo tabung
6. Sekrup Pengatur bacaan Horizontal dan vertical 15. Nivo kotak
7. Sekrup penggerak halus vertikal 16. Sekrup pendatar Nivo
8. Pengunci limbus 17. Plat dasar
9. Tanda ketinggian alat
Sokkia TM1A(kiri)
Theodolite SOKKIA TM1A pandangan dari samping kiri
KETERANGAN :
1. Visir Collimator 11. Penutup Koreksi reticle
2. Lensa objektif 12. Ring bantalan lensa okuler
3. Sekrup pengatur bacaan horizontal dan vertical 13. Ring focus benang diafragma
4. Nivo tabung 14. Lensa okuler
5. Sekrup koreksi Nivo tabung 15. Lensa micrometer
6. Sekrup pengunci penggerak horizontal 16. Ring focus micrometer
7. Nivo kotak 17. Sekrup pengunci penggerak vertical
8. Sekrup pendatar Nivo 18. Tombol micrometer
9. Plat dasar 19. Sekrup penggerak halus vertical
10. Ring focus objektif 20. Sekrup penggerak halus horizontal
CARA MENGGUNAKAN THEODOLITE

 
Dirikan statif sesui dengan prosedur laser auto level dan laser liner yang ditentukan.

Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan peawat dan sekrup pengunci di kepala statif ur laser auto level dan laser liner.

Stel nivo kotak dengan cara:
ø putarlah sekrup a,b laser theodolite dan theodolite level secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup c. (lihat gambar a)
Ø Putarlah Sekrup Laser Theodolite Dan Theodolite Level Ke Kiri Atau Ke Kanan Hingga Gelembung Nivo Bergeser Ketengah (Lihat Gambar B)
Ø setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung. Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel (a,b,c), maka caranya adalah:
ø Putar Teropong Laser Level Dan Liner Laser Dan Sejajarkan Dengan Dua Sekrup A,B (Lihat Gambar A)
Ø Putarlah Sekrup Laser Level Dan Liner Laser A, B Masuk Atau Keluar Secara Bersama-Sama, Hingga Gelembung Nivo Bergeser Ke Tengah (LIHAT GAMBAR A)
Ø PUTARLAH TEROPONG 90º KE ARAH GARIS SEKRUP C (LIHAT GAMBAR B)
Ø Putar Sekrup C Level Theodolite Atau Theodolite Ke Kiri Atau Ke Kanan Hingga Gelembung Nivo Bergeser Ketengah.
Ø Periksalah Kembali Kedudukan Gelembung Nivo Kotak Dan Nivo Tabung Dengan Cara Memutar Teropong Ke Segala Arah

Theodolite

http://www.pengukuran.com/media/images/Teodolite.jpg
Adalah alat untuk mengukur dua buah sudut vertikal dan horisontal, seperti yang digunakan dalam jaringan segitiga. Theodolite merupakan alat utama dalam survei dan pekerjaan teknis, terutama pada pekerjaan pengukuran tanah, tetapi theodolites sudah disesuaikan untuk keperluan khusus lainnya seperti dalam bidang peluncuran roket meteorologi dan teknologi lainnya. Theodolite modern terdiri dari teleskop yang dapat bergerak dalam dalam dua sudut (axis) bersamaan yang tegak lurus atau trunnion sumbu horisontal, dan sumbu vertikal. Ketika teleskop terarah pada obyek yang dikehendaki, maka sudut dari tiap-tiap axis dapat diukur dengan tepat, biasanya pada skala arcseconds.

"Transit" merujuk kepada suatu jenis teodolit khusus yang dikembangkan pada awal abad ke-19. Ada sebuah fitur yang dapat membuat teleskop "flop over" agar mudah menampilkan kembali dan dua kali lipat dari sudut untuk pengurangan kesalahan. Transit beberapa alat yang mampu membaca sudut langsung ke tiga puluh arcseconds. Di tengah-tengah abad 20, "transit" datang untuk merujuk ke bentuk yang sederhana dengan teodolit kurang presisi, kurang fitur seperti skala pengerasan dan mekanis meter. Pentingnya transits adalah waning sejak kompak, akurat theodolites elektronik telah menjadi alat luas, tapi masih menemukan transit yang ringan digunakan sebagai alat konstruksi pada situs. Beberapa transits tidak mengukur sudut vertikal. 

The builder tingkat sering keliru untuk transit tetapi sebenarnya jenis sudut lerengan. Alat baik horisontal maupun vertikal sudut. Ini hanya menggabungkan semangat dan teleskop untuk mengizinkan user untuk membuat visual saling berhadapan di tingkat pesawat.

Kosep Operasi

Kedua axes teodolit yang dilengkapi dengan lulus kalangan yang dapat dibaca melalui magnifying lensa. Lingkaran yang vertikal (yang 'transits' tentang sumbu horisontal) harus membaca 90 ° atau 100 grad ketika melihat poros adalah horisontal, 270 ° atau (300 grad), ketika instrumen tersebut di posisi kedua, yaitu, "turned over" atau "plunged". Setengah dari perbedaan antara dua posisi ini disebut sebagai "index error". 

Vertikal dan horisontal yang axes dari teodolit harus tegak lurus. Kondisi di mana mereka menyimpang dari tegak lurus dan jumlah yang mereka lakukan disebut sebagai "horizontal axis error". Optik poros dari teleskop, yang disebut "sight axis" dan ditentukan oleh pusat optik tujuan dan bagian tengah crosshairs fokus dalam pesawat, juga harus bisa tegak lurus ke sumbu horisontal. Setiap deviasi dari tegak lurus adalah "collimation kesalahan". 

Sumbu horisontal kesalahan, collimation kesalahan, dan secara teratur indeks kesalahan yang ditentukan oleh kalibrasi dan dibuang oleh mekanik penyesuaian di pabrik jika mereka tumbuh terlalu besar. Keberadaan mereka dibawa ke dalam pilihan prosedur pengukuran untuk menghapuskan mereka berpengaruh pada hasil pengukuran. 

J teodolit terpasang pada tripod kepala dengan cara yang dipaksa centering plate atau tribrach berisi empat thumbscrews, atau dalam beberapa modern theodolites, tiga, untuk penyamarataan cepat. Sebelum digunakan, teodolit yang harus ditempatkan tepat dan vertikal pada titik yang akan diukur-centering-sumbu vertikal dan berpihak dengan lokal gravity - leveling. Mantan dilakukan dengan betul-betul bob, semangat tinggi, atau optik atau laser jatuh terjerambab.

Sejarah

Istilah diopter telah lama kadang-kadang digunakan dalam teks sebagai sinonim untuk teodolit. [1] ini berasal dari seorang tua astronomi instrumen disebut dioptra. 

Sebelum ke teodolit, instrumen seperti geometris persegi dan berbagai kalangan lulus (lihat circumferentor) dan semicircles (lihat graphometer) telah digunakan untuk memperoleh secara vertikal atau horisontal sudut pengukuran. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menempatkan dua pengukuran perangkat dalam satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan sebuah instrumen dalam lampiran dari bukunya Margarita Philosophica, dia yang diterbitkan di dalam Strasburg 1512. [2] ini dijelaskan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan peta, yang menjadikan perangkat ini di tahun yang sama . [3] Waldseemüller instrumen yang disebut-Nya polimetrum. [4] 
  

Pertama kemunculan kata "teodolit" ditemukan dalam survei buku J geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. [2] etimologi dari kata tersebut tidak dikenal [5 ]. Bagian pertama Baru latin theo-delitus mungkin berasal dari bahasa Yunani θεαομαι, "tiba-tiba ke atas atau cari perhatian", [6] tetapi bagian kedua lebih banyak menimbulkan teka-teki dan sering dikaitkan dengan sebuah variasi δηλος tdk seperti seorang sarjana, yang berarti "jelas "atau" jelas ". [7] [8] 

Ada beberapa kebingungan tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa mengidentifikasi awal teodolit azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama "teodolit" dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga dijelaskan alat yang diukur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai instrumen topographicall [sic]. [9] Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth. 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi "graphometer" menjadi "setengah teodolit". [10] Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana teodolit dan instrumen altazimuth, yang biasa teodolit. [11] 

Instrumen pertama lebih seperti teodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. [3] 

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725. [11] 

Teodolit yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden teodolit besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. [11] Sebagai teknologi progressed, di 1840s, yang sebagian lingkaran itu vertikal diganti dengan penuh lingkaran, dan kedua vertikal dan horisontal kalangan telah lulus halus. Ini merupakan transit teodolit. Theodolites yang disesuaikan dengan waktu yang lebih luas dan berbagai mountings menggunakan. Di 1870s, yang menarik dari versi waterborne teodolit (menggunakan bandul perangkat menetralkan gelombang gerakan) telah jadian oleh Edward Samuel Ritchie. [12] Ia digunakan oleh US Navy untuk pertama presisi survei American pelabuhan di Atlantik dan pantai Teluk. [13] Dengan perbaikan yang berkelanjutan, yang terus berkembang menjadi instrumen yang modern teodolit digunakan oleh surveyors hari ini.

Operasi Saat Survey

Triangulasi, sebagai invented oleh Gemma Frisius sekitar 1533, terdiri dari arah membuat semacam plots dari sekitar lansekap dari dua standpoints. Setelah itu, dua karya grafik yang dilapiskan keatasnya, memberikan skala model pemandangannya, atau bukan target di dalamnya. Skala yang benar dapat diperoleh hanya oleh satu mengukur jarak kedua di nyata di daerah dan perwakilan grafis. 

Triangulasi sebagai modern, misalnya, dilakukan oleh Snellius, sama prosedur dijalankan oleh numerik berarti. Photogrammetric blok stereo penyesuaian dari pasangan foto udara yang modern, tiga dimensi berlainan. 

Di akhir 1780s Jesse Ramsden, seorang Yorkshireman dari Halifax, Inggris yang telah mengembangkan mesin pemisah untuk memisahkan skala akurat tajam ke dalam kedua dari arc, telah meminta untuk membangun instrumen baru untuk Survey British meriam. Ramsden teodolit yang telah digunakan selama beberapa tahun ke peta seluruh wilayah selatan Inggris oleh triangulasi. 

Pengukuran dalam jaringan, penggunaan terpaksa centering kecepatan sampai operasi sambil mempertahankan presisi tinggi. The teodolit atau target bisa cepat dihapus dari atau ke socketed, maka terpaksa centering plate dengan sub-mm presisi. Saat ini antena GPS digunakan untuk penentuan posisi geodetik mounting menggunakan sistem serupa. Ketinggian dari titik referensi dari teodolit - atau target - di atas tanah patokan harus diukur tepat. 

American transit popularitas didapat selama abad ke-19 dengan jalan kereta api insinyur Amerika mendorong barat. Transit yang menggantikan kompas jalan kereta api, dan sekstan octant dan telah membezakan dengan menggunakan teleskop pendek daripada dasar senjata, mengizinkan teleskop yang akan diputar secara vertikal terakhir lurus ke bawah. Transit yang memiliki kemampuan untuk 'gagal' pada lebih dari lingkaran vertikal dan mudah menunjukkan tepat 180 derajat pandangan bagi pengguna. Ini difasilitasi dengan tampilan panjang garis lurus, seperti ketika survei di Amerika Barat. Sebelumnya pengguna teleskop yang diputar pada lingkaran horisontal ke 180 dan harus hati-hati ketika memeriksa sudut-Nya kembali berubah 180 derajat.

Theodolite Modern

Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial band. Dalam kasus yang kedua lingkaran berputar cepat, mengurangi sudut pengukuran elektronik untuk ukuran perbedaan waktu. Selain itu, akhir-akhir ini sensor CCD telah ditambahkan ke dalam pesawat fokus teleskop yang memungkinkan kedua auto-target dan otomatis ukuran sisa target offset. Semua ini diimplementasikan dalam perangkat lunak tertanam. 

Selain itu, banyak modern theodolites, biaya hingga $ 10.000 masing-masing, dilengkapi dengan terpadu elektro-optik mengukur jarak perangkat, umumnya berbasis inframerah, mengizinkan pengukuran sekaligus lengkap dari tiga dimensi vektor - walaupun ditetapkan dalam instrumen-polar co-ordinates - yang kemudian dapat diwujudkan ke pra-ada koordinasi sistem di daerah dengan jumlah titik kontrol. Teknik ini disebut resection solusi gratis atau stasiun posisi survei dan banyak digunakan dalam survei pemetaan. Dengan instrumen, "cerdas" theodolites disebut self-registering tacheometers atau "stasiun total", perlu melakukan operasi, menyimpan data ke dalam unit internal mendaftar, atau ke perangkat penyimpanan data eksternal. Biasanya, ruggedized laptop atau PDA yang digunakan sebagai pengumpul data untuk tujuan ini.

Gyrotheodolites

Yang digunakan ketika gyrotheodolite utara-selatan bearing referensi dari meridian diperlukan karena ketiadaan astronomi bintang pemandangan. Hal ini terutama terjadi di industri pertambangan di bawah tanah dan terowongan di rekayasa. Misalnya, di mana kanal harus melewati sungai di bawah, batang vertikal di setiap sisi sungai mungkin dihubungkan oleh sebuah terowongan horisontal. J gyrotheodolite dapat dioperasikan di permukaan, kemudian kembali di kaki dari shafts untuk mengidentifikasi petunjuk yang dibutuhkan untuk terowongan antara dasar dua shafts. Tidak seperti sebuah cakrawala buatan atau inertial sistem navigasi, yang gyrotheodolite tidak dapat dipindahkan ketika sedang beroperasi. Harus ulang lagi di setiap situs. 

J gyrotheodolite terdiri biasa teodolit dengan lampiran yang berisi mount giroskop sehingga rasa rotasi dari Bumi dan dari yang berpihak pada meridian. Meridian yang merupakan pesawat yang berisi baik dari sumbu rotasi bumi dan pengamat. Di persimpangan dari meridian pesawat dengan benar horisontal berisi utara-selatan geografis referensi bearing diperlukan. Gyrotheodolite yang biasanya disebut sebagai dapat menentukan benar atau mencari utara. 

J gyrotheodolite akan berfungsi di khatulistiwa dan kedua di sebelah utara dan selatan hemispheres. The meridian adalah undefined di kutub geografis. J gyrotheodolite tidak dapat digunakan pada tiang di mana bumi poros adalah tepat tegak lurus dengan sumbu horisontal dari pemintal, memang itu tidak biasa digunakan dalam waktu sekitar 15 derajat dari tiang karena komponen timur-barat dari rotasi bumi tidak cukup untuk memperoleh hasil yang dapat diandalkan. Jika ada, astronomi bintang pemandangan dapat memberikan meridian bearing untuk lebih dari seratus kali ketepatan gyrotheodolite. Dimana presisi ekstra ini tidak diperlukan, gyrotheodolite mampu memproduksi hasil cepat tanpa perlu untuk observasi malam.